By : Gareng
Kurikulum K-13 adalah sebuah kuruikulum yang menuntut guru melakukan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student centered). Pembelajaran yang berpusat disiswa, harus melalui pendekatan saintifik (5M) meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan diharapkan dengan pendekatan ini akan membuat siswa lebih aktif, kolaboratif, dan partisipatif, mampu merangsang kemampuan berpikir kritis dan analisis siswa. Penerapan beberapa model pembelajaran seperti berbasis proyek (project based learning), pembelajaran berbasis masalah (problem based learning),pembelajaran dengan pendekatan penyelesaian masalah (problem solving), menemukan (discovery/ inquiry) menjadi peluang bagi guru untuk menerapkan kegiatan pembelajaran pada level HOTS (Higher Order Thinking Skill)
Kurikulum K-13 adalah sebuah kuruikulum yang menuntut guru melakukan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student centered). Pembelajaran yang berpusat disiswa, harus melalui pendekatan saintifik (5M) meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan diharapkan dengan pendekatan ini akan membuat siswa lebih aktif, kolaboratif, dan partisipatif, mampu merangsang kemampuan berpikir kritis dan analisis siswa. Penerapan beberapa model pembelajaran seperti berbasis proyek (project based learning), pembelajaran berbasis masalah (problem based learning),pembelajaran dengan pendekatan penyelesaian masalah (problem solving), menemukan (discovery/ inquiry) menjadi peluang bagi guru untuk menerapkan kegiatan pembelajaran pada level HOTS (Higher Order Thinking Skill)
Dasar penerapan kurikulum K-13 terhambat
oleh, banyaknya materi yang harus disampaikan dan dikuasai siswa sehingga
materi tidak bisa disampaikan dengan baik kepada siswa, sehingga menimbulkan
beban tugas belajar siswa yang berat. Ditambah lagi dengan trend Full Day
School yang sedang diterapkan diberbagai sekolah. Hal ini membuat beban siswa
untuk belajar semakin berat karena waktu KBM yang lama disekolah.
Berdasarkan dasar kurikulum K-13 dan
hambatan yang guru temui dilapangan, dalam KBM penulis menerapkan sebuah konsep
yang berdasar pada program yang sedang pemerintah gencarkan, yaitu program
“Literasi Sekolah”. Literasi yang baik adalah berimbang dalam membaca dan
menulis akan memancing tingkat penalaran dan daya kritik siswa terhadap sebuah
masalah yang dihadapi dengan sudut pandang masing – masing siswa. Dalam
kegiatan pembelajaran yang penulis lakukan disekolah yaitu 2 x 45 menit, dalam
waktu ini guru bisa memanfaatkan dengan sangat baik dan tidak membebani siswa
untuk tugas dirumah.
Fase 45 menit pertama, pembelajaran
dimulai dengan menyajikan sebuah artikel singkat yang padat dan jelas,
dianjurkan untuk guru menulis atau merangkum materi pokok dalam satu sub – bab
dan memuat gejala yang sedang trending topik disekitar kehidupan masyarakat.
Dalam artikel tersebut harus memuat benang merah dalam satu pokok materi.
Selain itu, guru juga bisa menyajikan video yang berhubungan dengan materi yang
akan dibahas. Guru menyampaikan terlebih dahulu beberapa masalah yang harus
diamati oleh siswa. Fase ini membuat siswa mampu berproses “mengamati, dan mengumpulkan informasi”
memancing siswa untuk menemukan masalah (Discovery
Inquiry)
Sesi selanjutnya setelah disajikan
artikel yang dibaca, guru memberikan beberapa penjelasan yang memuat pokok –
pokok penting dalam materi untuk memancing siswa memperdalam masalah yang telah
ditemukan. Kemudian memancing siswa untuk menanya beberapa masalah penting
dalam materi yang belum dipahami dari proses pengamatan fase pertama. fase
kedua ini, memancing siswa untuk “menanya
dan mengkomunikasikan” dengan guru atau dengan teman sekelas.
Fase yang ketiga atau 45 menit
kedua, siswa dipersilahkan untuk menulis sebuah Essai atau artikel yang temanya
dibatasi oleh guru sesuai materi yang dibahas pada waktu itu. Selain itu guru
juga menyampaikan rambu – rambu dalam penulisan antara lain, kerapian dalam
menulis (mencerminkan kepribadian siswa), dan kreatifitas siswa dalam
penulisan, seperti kalimat – kalimat penting diberi warna yang berbeda atau
diberi gambar. Dalam fase ini guru harus mengawasi, membimbing dan
mengkomunikasikan dengan siswa tentang data – data yang sudah dikumpulkan. Fase
ini memuat “penalaran dan kritik”
siswa akan sebuah masalah yang harus dihadapi.
Penerapan metode pembelajaran “essai
going” akan memancing siswa untuk terus berkomunikasi dengan guru dan siswa
yang lain, sangat mendukung untuk interaksi sosial didalam kelas. Pemecahan
masalah yang dipaparkan oleh guru membuat siswa untuk mampu memancing penalaran
dan kritik pada sebuah masalah yang dihadapi. penerapan metode ini diharapkan
akan membuat proses KBM berbasis HOTS dan mempercepat penyampaian materi. Guru
langsung bisa menilai berbagai penilaian K-13 dari setiap kegiatan yang
dilakukan oleh siswa dalam metode “essai going” Metode “Essai Going” juga
diharapkan akan mengurangi beban tugas siswa dirumah, karena dalam satu proses
KBM guru sudah bisa menilai satu tugas siswa untuk tugas Afektif dan
Psikomotor.
Komentar
Posting Komentar