By : Hayik Lana
Pernahkah anda semua “pacaran” my lur?
Tentunya kata yang diberi tanda kutip tersebut
bukanlah sesuatu yang sakral pada masa sekarang. Apalagi generasi 90 –an, sudah
tentunya hal tersebut menjadi sebuah hal yang bisa dikatakan wajib, karena
manusia 90-an, hari – harinya tidak bisa lepas dari pertanyaan pasangan-
pasangan dan pasangan. Oke cukup my lur.
Sekarang coba kita bahas sedikit tentang janji dalam
pacaran dan hubungannya dengan pancasila. Pancasila dan pacaran adalah sebuah
ikatan bagi manusia. Ikatan dalam kamus besar bahasa Indonesia V, merupakan
hubungan atau rangkaian, atau bisa juga disebut tali penghubung.
Sebagai dua insan yang menjalin asmara menjadi
sebuah kisah yang dinamakan “pacaran” tentu ada sila – sila yang menjadi panutan
mereka. Ketika diawal “jadian” mereka akan berjanji misalnya, sang cowok
berjanji tidak akan lagi scroll dan menyukai akun mantan di Instagram atau
tidak bermain Mobile Legend ketika
jam prime time, atau sebutan jam
gencar – gencarnya telepon, bbman, atau saling berbalas via WA. Sang cewek,
juga berjanji tidak akan marah dan menjadi makhluk yang maha benar ketika masa –
masa PMS tiba. eehhmmm...
Dari perjanjian diatas mereka mengharapkan hubungan
pacaran keduanya akan Gemah Ripah loh
jinawi. Kemudian akan berlanjut kejenjang pernikahan dan rumah tangga yang samawa.
Oke, cukup dan jangan baper my luuur... ~
Mereka percaya akan mitos apabila hubungan mereka
cocok menurut sudut pandang mereka sendiri, mereka akan mencapai sebuah tatanan
imajinasi sebuah pernikahan yang wiuuu wiuuu penulis belum
mengalaminya...cukup.
Sama halnya dengan sila – sila yang ada didalam
Pancasila. Pancasila memuat 5 sila yang mewakili kehidupan masyarakat Indonesia
yang bekerja sama sebagai jaringan manusia yang ada didalam sebuah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pembukaan UUD 1945 menjelaskan dengan kemerdekaan
Indonesia, kita diantarkkan ke depan “Pintu Gerbang” kemerdekaan Indonesia.
Sekali lagi, ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Indonesia.
Ingat, kita diantarkan ke depan kemerdekaan, berarti
disini bisa dianalisa bahwa dengan proklamasi 1945 kita belum benar – benar merdeka
dan menjadi sebuah negara yang sesua sila ke 5 yaitu “Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia” karena dengan proklamasi bangsa Indonesia hanya
diantar ke depan pintu gerbang, dan belum masuk ke dalam pintu gerbang.
Peristiwa “jadian” Indonesia telah terjadi 73 tahun semenjak Bung Karno
membacakan naskah proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur.
Sebagai pondasi kehidupan imajinasi bangsa
Indonesia, Bung Karno Pada tanggal 1
Juni 194 , Ir.Soekarno menyampaikan pidatonya di hadapan
sidang BPUPKI.Dalam pidato tersebut diajukan oleh Ir.Soekarno secara
lisan usulan lima asas sebagai dasar Negara Indonesia yang akan dibentuk,yang
terdiri dari 1) Nasionalisme atau
Kebangsaan Indonesia; 2)Internasionalisme atau Perikemanusiaan; 3) Mufakat atau
Demokrasi; 4)Kesejahteraan sosial; dan 5) Ketuhanan yang berkebudayaan. Lima
asas di atas oleh Ir.Soekarno diusulkan agar diberi nama “Pancasila”.
Nah, Pancasila menjadi rambu – rambu Indonesia untuk
menggapai sebuah tatanan yang diimajinasikan oleh bangsa Indonesia yang di
maksud “Kemerdekaan” yang sebenar – benarnya.
sebuah tatanan yang diimajinasikan selalu beresiko
runtuh karena tergantung pada mitos, dan akan berhenti begitu saja ketika
manusia berhenti mempercayainya. Misalnya begini, ketika kalian kutu – kutu Instagram
berdebat, menyalahkan dan meminta putus kepada satu pasangan kalian, yang
secara tidak sengaja me-like foto
salah satu mantannya disebabkan ketika kalian tiduran dan scroll foto mantan
kemudian hpnya tiba – tiba jatuh dan tidak sengaja terpencet icon “love” di
Instagram. Pernah mengalami bukan? xixixixixi
Hal ini terjadi karena salah satu pasangan tidak
lagi mempercayai mitos saling percaya karena salah satu mitos kepercayaan yang
mereka anut tidak lagi ditepati oleh pasangannya, maka hubungan itu tentunya
akan berakhir, bahkan ketika hubungan itu tetap terjalinpun, akan timbul
namanya penindasan dan eksploitasi. Anda bisa membayangkan jika pasangan anda
sudah tidak lagi percaya penuh terhadap anda, akan runyam bukan?
Ketika Revolusi Kognitif manusia membuka untuk
berinterasksi satu dengan lainnya dan membentuk sebuah hierarki dan pertemanan.
Revolusi Kognitif, gosip membantu manusia untuk berkumpul dan membentuk kawanan
yang lebih besar dan stabil. Sebuah tatanan yang bisa dengan mudah mengakomodir
manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya.
Sebagai bangsa yang sangat percaya dengan pancasila
dan disatukan dengan gosip Indonesia akan gemah
ripah loh jinawi ketika Pancasila benar – benar diterapkan. Kita selalu
memimpikan tatanan yang natural dan stabil. Walapun dalam perkembangannya
rakyat Indonesia akan merasa tertindas, karena pajak wajib yang mereka bayarkan
hanya untuk menggaji para wakil mereka yang hobi ribut di sosial media dan
jalan didepan rumah mereka sudah menyerupai sawah yang telah dibajak pada musim
tanam padi.
Pancasila dan janji pacaran mempunyai satu hubungan
yang sama, keduanya adalah tatanan yang diimajinasikan keduanya disatukan oleh
gosip sesama manusia memuat sebuah mitos kebahagian apabila melalui tahap –
tahap yang sudah disepakati akan tercipta sebuah imajinasi yang indah, sebuah
imajinasi yang selalu memenuhi otak manusia ketika bahagia, senang, bangun
tidur, atau pun melamun ketika anda beribadah. paham?
Tatanan yang diimajinasikan bukanlah sebuah sebuah
konspirasi jahat atau fatamorgana yang sia – sia, melainkan itulah satu –
satunya cara manusia dalam jumlah besar bekerja sama secara efektif, ya
walaupun ketika perjalanannya ada saja yang berusaha merubah Pancasila dengan
khilafah, sama halnya ketika anda berpacaran dan berusaha ditikung oleh orang
lain. Paham my lur?
Berarti Bangsa Indonesia telah berpacaran selama 73
tahun. Bayangkan dengan 73 tahun, apakah cicilan kredit mobil, kredit rumah
sudah lunas?
Belum lunas masih nyicill
BalasHapuswooooo den endaaaaaaah... km abis kandas
HapusMasuk pak eko haahahah
BalasHapus